Sejauh ini, belum ada data yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan robot,
sebagai teknologi, mulai dikembangkan di Indonesia. Namun mulai tahun
80-an, kebijakan nasional dalam pengembangan riset teknologi telah
memberikan dukungan pada litbang permesinan otomatis dalam rangka
mencermati dan menunjang Sumber Daya Manusia Indonesia yang memiliki
minat dan kemampuan untuk menguasai teknologi robot. Salah satu wujud
konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomatis) yang diprakarsai oleh BPPT bekerjasama dengan ITB, Industri strategis, serta LET (Laboratorium Elektronika Terapan) di LIPI.
Sejak dikembangkannya sejumlah laboratorium tersebut, beraneka macam
permesinan otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi,
serta dikomersilkan oleh berbagai industri, baik industri strategis
maupun industri lainnya di Indonesia. Bahkan dalam pengembangan robot
terbaru saat ini, telah dikembangkan jenis robot yang memiliki kemampuan
untuk mengontrol seluruh sistem operasi suatu pabrik.
Lahirnya Kontes Robot Indonesia
Kontes Robot Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas
tahun 1990. Sebelas tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah
satu perwakilan dari Indonesia, yaitu tim B-Cak dari PENS - ITS telah berhasil mencapai prestasi yang spektakuler, yakni dengan keluar
sebagai Juara Pertama pada Asia Pasific Broadcasting (ABU) Robocon yang
diselenggarakan di Tokyo.
Pada tahun 2001 juga, Kementerian Ristek bersama dengan Depdiknas
telah mempromosikan juara Kontes Robot Indonesia dalam pameran Ristek
tahunan yaitu RITECH EXPO
(Research, Inovation, Technology Expo) yang diselenggarakan di Balai
Sidang Jakarta. Dalam pameran tersebut terlihat respon positif dan
antusiasme dari masyarakat.
Menjelang Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tema
"Peluang dan Tantangan Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka ini
diselenggarakan dengan tujuan mempertemukan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengembangan teknologi robot, agar para
stakeholders tersebut dapat saling berbagi informasi terbaru dan berbagi
pemahaman mengenai isu-isu teknologi robot yang sedang berkembang saat
itu. Sasaran yang ingin di capai dengan semiloka ini adalah terdifusinya
teknologi robot ke kalangan masyarakat yang lebih luas. Yang menjadi
sasaran dalam semiloka tersebut adalah difusi teknologi robot pada
kalangan masyarakat yang lebih luas. Dengan diselenggarakannya seminar
ini, diharapkan kalangan mahasiswa dapat memperoleh informasi mengenai
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan
industri dalam pemanfaatan dan pendayagunaan robot. Di sisi lain, pihak
industri bisa mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan
dan pendayagunaan robot untuk keperluan dan kepentingan industry, serta
prospek dan kemampuan yang para mahasiswa dalam mengembangkan teknologi
robot.
Terdapat delapan tim dari empat institusi peguruan tinggi yang berlaga
dalam IRC 1993 kala itu. Hingga tahun 2007, sudah 9 kali KRI digelar, di
mana sejak tahun 2002, KRI rutin diadakan sekali dalam setahun hingga
tahun ini.
Tidak hanya KRI, atas usulan pihak Universitas Indonesia, sejak tahun
2004 juga dilangsungkan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) bersamaan
dengan digelarnya KRI. Beberapa tahun terakhir peminat KRI dan KRCI
mengalami kenaikan yang signifikan.
Tahun 2007, tercatat 138 pendaftar untuk KRI dan 205 untuk KRCI.
Menandakan bahwa robot semakin digandrungi di Indonesia. Di tahun ini
ada berbagai kategori yang dipertandingkan dalam KRI, yaitu Robot Sepak
Bola, Robot Menari, dan Robot Pemadam Api.
Robot Indonesia Kalahkah Robot Jepang
Alhasil,
para ahli robotik dari Jepang tahu kalau orang Indonesia bisa membuat
robot. Dan akhirnya tim PENS-ITS diundang oleh perusahaan penyiaran
Jepang Nippon Hooso Kyokai (NHK) untuk berlaga dalam kontes rovot NHK
Robocon pada tahun 1991.
NHK Robocon merupakan ajang lokal yang antar politeknik di Jepang.
Jadi, saat itu PENS-ITS merupakan satu-satunya peserta dari negara lain.
Tak dinaya, robot PENS-ITS yang bernama Bima X-1 mampu mengalahkan
robot dari Kyoto pada pertandingan pertama.
Meskipun kalah pada pertandingan berikutnya, PENS-ITS tetap membawa pulang trofi karena Bima X-1 dinobatkan sebagai 'The Best Idea'. Kemudian, Pihak NHK kembali mengundang mereka dalam NHK Robocon 1992.
Memboyong robot CARAKA XH, PENS-ITS yang membawa bendera merah putih
mengejutkan Jepang dengan menembus semifinal dan meraih juara ketiga.
Prestasi itu pun cukup membuat Jepang kaget, hingga pada kontes NHK
Robocon di tahun berikutnya, PENS-ITS tidak diundang lagi oleh NHK.
Lahirnya Kontes Robot Indonesia
Meski
demikian, mereka tak putus asa dan akhirnya muncul ide untuk mengadakan
kontes robot bernama Indonesian Robot Contest (IRC) yang kemudian
menjadi Kontes Robot Indonesia (KRI).
Terdapat delapan tim dari empat institusi peguruan tinggi yang
berlaga dalam IRC 1993 kala itu. Hingga tahun 2007, sudah 9 kali KRI
digelar, di mana sejak tahun 2002, KRI rutin diadakan sekali dalam
setahun hingga tahun ini.
Tidak hanya KRI, atas usulan pihak Universitas Indonesia, sejak tahun
2004 juga dilangsungkan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) bersamaan
dengan digelarnya KRI. Beberapa tahun terakhir peminat KRI dan KRCI
mengalami kenaikan yang signifikan.
Tahun 2007, tercatat 138 pendaftar untuk KRI dan 205 untuk KRCI.
Menandakan bahwa robot semakin digandrungi di Indonesia. Di tahun ini
ada berbagai kategori yang dipertandingkan dalam KRI, yaitu Robot Sepak
Bola, Robot Menari, dan Robot Pemadam Api.
Robot Indonesia Masuk 8 Besar Dunia
Tim
Robot EEPIS Robot Soccer (EROS) dari PENS-ITS dikabarkan masuk delapan
besar dunia dalam Kontes Robot Dunia RoboCup 2013 di Eindhoven, Belanda
pada 26-30 Juni 2013. Dilaporkan Antara, langkah EROS terhenti di 8 besar dunia
karena wakil Indonesia di ajang itu harus puas dengan skor 1-3 melawan
tim robot sepak bola AUT-Man dari Iran di perempat final.
Pada pertandingan sebelumnya, EROS berhasil memenangkan pertandingan
melawan TH-MOS dari Tsing Hua University China dengan skor 6-0.
Pertandingan lainnya yang dimenangi EROS adalah saat melawan WF-Wolf
dari Juara Jerman Open 2013 dengan skor 4-0. Dua pertandingan lainnya melawan SnoBots dari Universitas Manitoba
Canada juga menang dengan skor 5-0 dan pada saat melawan Cyberlords La
Salle dari Universitas La Salle Mexico dengan skor 10-0.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Robotika_Indonesia
http://tekno.liputan6.com/read/779020/perkembangan-robot-di-indonesia-berawal-dari-tikus
Terimakasih sudah membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar